PKM Itu Nggak Susah!

PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa adalah salah satu bentuk implementasi mahasiswa dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui PKM, mahasiswa dapat menerapkan disiplin ilmu untuk mencipta suatu karya dalam penyelesaian masalah di masyarakat. Ada lima bidang PKM yang sering kita kenal, yaitu PKM-P (PKM Penelitian), PKM-K (PKM Kewirausahaan), PKM-M (PKM Masyarakat), PKM-KC (PKM Karsa Cipta), dan PKM-T (PKM Teknologi).

Sebenarnya banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari membuat PKM. Tetapi, anggapan kalau PKM itu “sulit dan rumit” sering membuat mahasiswa enggan untuk merealisasikan ide-ide yang dimiliki. Kali ini, tim Ellipsoida berhasil mewawancarai geodet-geodet muda yang memiliki pengalaman keren di bidang PKM. yuk Simak tulisan berikut ini agar kalian termotivasi!

Khoffifatul Azizah (Teknik Geodesi 2016), berhasil membuat PKM yang lolos sampai tahap pendanaan di pengalaman pertamanya. Ofi memiliki passion di bidang PKM sejak melihat teman-teman dari jurusan lain yang juga membuat PKM. Karena pada tahun pertama masih kurang paham dengan ilmu geodesi, Ofi mulai membuat PKM di tahun keduanya dengan nama “PETRIK CETAR (Peta Tematik Elektrik Cerdas dan Pintar)”. Tahap awal membuat PKM adalah pengajuan PKM ke tingkat jurusan yang kemudian dilanjutkan ke fakultas. Kemudian dilakukan penyaringan di tingkat Universitas, dimana sebanyak 700 PKM yang lolos akan meng-upload proposalnya ke Dikti. Dari jumlah tersebut, akan dipilih 40-50% PKM yang lolos tahap pendanaan. Kemudian akan ada seminar dan Monev untuk penyisihan ke PIMNAS. Tidak ada kuota pasti untuk judul PKM yang lolos, semuanya bergantung pada penilaian juri.

“Kalau kamu ingin berkembang, kamu harus berani keluar dari zona nyaman untuk mengetahui besar batas kemampuanmu.” -Khoffifatul

Berbeda dengan Ofi, Oktaviani dan Dita Ariani (Teknik Geodesi 2015) memiliki ketertarikan dengan PKM sejak adanya tugas dosen. Tanpa diduga-duga, PKM yang semula hanya sebagai pelengkap tugas mata kuliah berhasil lolos ke tahap pendanaan. Hal paling penting yang mereka dapat dari PKM ini yaitu pengalaman. Pengalaman bagaimana membuat proposal, kerjasama dengan instasi lain, relasi, serta mendapat sesuatu hal yang baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Salah satu kesulitan yang dialami tim Okta dan Dita adalah saat pembuatan koding karena tidak termasuk dalam keilmuan geodesi. Tetapi masalah ini dapat diselesaikan berkolaborasi dengan teman dari disiplin ilmu yang berbeda.

“Jangan sia-siakan waktu kuliahmu sebelum datang masa mahasiswa tua. Ikutilah kegiatan atau event yang ada, serta cari relasi sebanyak mungkin. Karena banyak keuntungan yang akan kita dapat sebagai mahasiswa,”-Okta dan Dita.

Sedangkan Afriyanto (Teknik Geodesi 2016), membuat PKM dengan nama “TERAPI MANGGIS (Transaksi Perikanan Berbasis Mobile Application Of Geographic Information System)”.salah satu tips agar “lolos PKM” dari Afri adalah membuat judul yang mengandung singkatan yang unik dan mencantumkan metode beserta lokasinya. Ide-ide membuat PKM dapat diperoleh dari berbagai cara, diantaranya melalui keresahan akan suatu masalah, usulan dari dosen, judul-judul PKM atau TA, atau saat berdiskusi dengan teman. Selain itu, formatting atau struktur penulisan adalah parameter yang paling utama dalam penilaian PKM.

“Cobalah membuat PKM mulai sekarang, walau pun ngga semua ide bisa direalisasikan menjadi PKM. Motivasi utama untuk membanggakan geodesi, karena akreditasi Geodesi Undip sekarang ini kan sudah A, jadi tugas kita untuk mempertanggungjawabkan dan membuktikan kalau memang pantas mendapat akreditasi tersebut.”-Afriyanto

Reporter: Vira Febianti dan Lanina Imaniar N. A.

Editor: Alicya Bilqis

Layouter: Alifian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this:
slot dana
slot deposit dana
slot dana 2025
slot thailand
slot gacor 2025